Situs Purbakala Belum Semua Terungkap

Minggu lalu saya berkunjung ke daerah Tempel, Yogyakarta. Di sana saya bertemu dengan masyarakat yang menceritakan bahwa salah satu pemakaman atau kuburan di Desa Sumberejo, merupakan salah satu situs purbakala. Mengapa? Karena masyarakat banyak menemukan batu-batu hitam berukuran besar menyerupai batu candi. Bahkan katanya ada yang pernah menemukan arca berbentuk manusia atau dewa bertangan empat. Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta pun pernah datang ke lokasi pemakaman dan melalukan penelitian. Saya pun penasaran untuk melihat tempat tersebut.

Suyatmin (75), salah satu warga, mengantarkan saya ke pemakaman Bawono Loyo untuk menunjukkan batu-batu situs purbakala tersebut. Pemakaman ini terletak di pinggir sawah, namun masih berada tepat dipinggir jalan aspal. Lahan pemakaman ini tidak terlalu luas dan berada di pingir sungai, yang kemungkinan besar merupakan anak sungai Krasak. Jika diperhatikan, tanah di sini berpasir. 

Pak Suyatmin kemudian membawa saya ke masuk ke dalam kompleks pekuburan dan menunjukkan tumpukan bongkahan batu besar di pinggir makam.

Gambar 1. Seorang warga sedang menjelaskan tumpukan batu sebagai salah satu situs purbakala kerjaam mataram kuno abad 8 Masehi.

Bongkahan batu ini berbentuk persegi dengan ukuran yang hampir sama. Sebenarnya ada juga batu yang ada ukiran reliefnya tapi saat sayake lokasi, sudah tidak ada. Kemungkinan batu ber-relief sudah disimpan di BPCB Yogyakarta. "Batu-batu ini ditemukan saat menggali liang kubur, kemudian dikumpulkan warga di pinggir pemakaman. Lokasi ini diduga merupakan salah satu peninggalan Mataram Kuno yang dibangun pada abad ke-8," jelas Suyatmin warga desa dan seorang guru sejarah. Selain batu, masyarakat juga ada yang menemukan arca dengan bertangan empat. Dari beberapa berita yang memuat situs ini, juga ada penemuan yoni lingga di lokasi ini, yang mengambarkan kesuburan laki-laki dan wanita. Salah satunya saya menemukan fotonya di Jogja Tribun News.


Kemudian saya diajak Pak Suyatmin ke tengah pemakaman dan di sana ada beberapa batu besar berbentuk persegi dan terlihat jelas ada pahatan menyudut. 
Gambar 2. Batu dengan pahatan menyudut yang dipercaya sebagai salah satu bagian dari sebuah candi hindu.

Batu-batu tersebut menyebar di dekat batu-batu nisan sehingga jika tidak diperhatikan seksama hanya akan seperti batu biasa. Di tengah pemakaman juga terlihat seperti bangunan pelataran yang sudah tertutup dengan pondasi makam, seperti gambar di bawah ini.
Gambar 3. Bangunan seperti oelataran candi yang tertutup oleh bangunan makam di atasnya.

Pemugaran situs ini sulit dilakukan karena berada di tengah pemakaman. Namun Balai Pelestarian Cagar Budaya menghimbau kepada masyarakat jika menemukan lagi barang-barang purbakala agar dilaporkan ke  BPCB Yogyakarta.

Temuan menarik lainnya yang ada di lokasi pemakaman ini adalah batu besar yang berbentuk seperti tungku  yang tengahnya berlubang dengan 4 kaki yang menyangganya.

Gambar 4. Batu menyerupai tungku yang berada diantar batu nisan.

Banyak masyarakat di sini yang mengaitkan situs purbakala ini dengan Candi Gunung Wukir yang terkenal dengan prasasti Canggal. Lokasinya sekitar 6 kilometer arah utara dari pemakaman ini. Prasasti tersebut ditulis oleh Raja Sanjaya dari Kerajaan Mataram Kuno pada tahun 732 M. Tak jauh dari Candi Hindu ini juga banyak ditemukan beberapa candi lain seperti Candi Losari, Mantingan, Gunungsari, dan Ngawen. Ada beberapa candi yang baru ditemukan pada tahun tahun terakhir ini. Erupsi Gunung Merapi tahun 1007 dipercaya yang menyebabkan banyak candi yang terpendam lahar dingin. Erupsi besar ini juga menyebabkan pusat kerajaan mataram kuno berpindah dari daerah Magelang ke Jawa Timur.

Di dekat pemakaman Bawono Loyo juga ditemukan dua batu yang sangat besar yang melebihi tinggi orang dewasa. Batu tersebut  berada di dekat jembatan. Kemungkinan besar batu ini juga hasil muntahan dari gunung merapi jaman dahulu kala.

Gambar 5. Batu besar yang ditemukan di dekat pemkaman.

Sebenarnya pada saat di bangku sekolah dulu saya tidak terlalu tertarik dengan pelajaran sejarah, namun ketika mendengar dan melihat sendiri situs purbakala ini, saya menjadi ingin mendalaminya. Hal ini juga mengingatkan pada film Indiana Jones, yang menceritakan seorang arkeolog yang berpetualang ke berbagai situs purbakala dunia. Arkeolog ini akan bekekerja untuk menggabungkan puzzle yang berserakan sehingga menjadi sebuah mahakarya yang megah. 

Ternyata situs purbakala kita masih banyak yang terpendam dibawah langkah kaki kita dan belum terungkap. Sebagai bangsa, apakah kita akan cuek saja atau akan menggali lebih jauh situs-situs tersebut sebagai salah satu saksi sejarah kebudayaan Indonesia?

END



Komentar

  1. Wah, nggak mengira ya, mbak, di sekitar kita masih banyak situs purbakala. Padahal ini cuma pemakaman umum, ya? Sepertinya kita memang harus lebih peduli pada lingkungan di sekitar kita.

    BalasHapus
  2. Dikira batu biasa ternyata itu situs purbakala.. aku juga suka tertarik hal semacam ini, seru untuk diulik. Coba lebih digali lagi kayanya banyak banget deh itu peninggalan purbakala

    BalasHapus
  3. untuk bisa mengungkap situs purbakala ini sepertinya butuh effort besar banget ya. apalagi kalau di jogja kan, kebanyakan sudah terkubur. alam memang enggak bisa diatur, termasuk bencana apa aja yang terjadi

    BalasHapus
  4. Ada grupnya lho mbak pencinta situs purbakala gitu, temanku anggotanya bahkan bikin blog khusus dia untuk menampung cerita tentang situs purbakala

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apa nama grup nya mbak? Pengen gabung juga..

      Hapus
  5. Wah ga disangka ya ternyata masih banyak situs purbakala di sekitar kita yang mungkin blm terungkap ya...seru juga ternyata belajar sejarah...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer