Meraih Sinar Mentari, Merebut Oksigen

 "Ayo cepetan keluar. Olah raga. Mumpung panas nih," teriak suamiku dari luar. Sayapun  buri-buru menyelesaikan sarapan dan segera bergegas keluar. Namun tiba di luar, awan sudah bergerak menutup pancaran mentari pagi. "Oh awan, bergeraklah lagi agar sinar mentari sampai di muka bumi," bisik saya dalam hati. Saat ini sinar matahari menjadi kebutuhan setiap hari setelah saya dinyatakan positif terpapar virus corona. 

Saya sempat tidak percaya ketika dinyatakan positif terinfeksi covid-19 saat berada di UGD sebuah rumah sakit. Hanya demam selama 5 hari, dimana saya pikir sakit typhus atau infeksi saluran kencing.

Setelah mendapatkan obat dari rumah sakit, esoknya, saat bangun tidur saya baru mulai batuk-batuk berdahak. Kemudian sore harinya ada permasalahan dengan pernafasan. Bukan seaka nafas, namun entah mengapa ketika menarik nafas  seakan-akan tidak ada oksigen yang masuk ke paru-paru. Beruntunglah ketika saya mencoba menarik nafas beberapa kali akhirnya kondisi membaik. Sempat panik, namun dalam hati tetap berdoa. Sayangnya saya tidak punya oxymeter sehingga tidak dapat mengukur saturasi oksigen.

Setelah agak tenang, saya mencoba mencari cara-cara mengatasi sesak nafas yang ada di sosmed ataupun di berita online. Akhirnya saya menemukan postingan teman saya. Saat mengalami sesak nafas,  dia menggunakan minyak kayu putih. 

Saya pun buru-buru ke dapur untuk membuat air panas  dan menaruh minyak kayu putih. Saya hirup uap nya pelan-pelan dengan menarik nafas panjang, kemudian membuang nafas sambil terbatuk-batuk. Hal itu saya lakukan berulang-ulang hingga batuk reda dan dada terasa plong. Ini juga ada artikel terkait manfaat menghirup uap air. Hirup uair panas untuk membunuh virus

Selama tiga hari, saya merasakan masalah pernafasan, walaupun tidak dalam durasi lama. Itupun biasanya muncul gejalanya ketika sore menjelang malam hari. Setelah masalah pernafasan, terkadang saya merasa dada berdebar-debar atau deg-degan. Saya konfirmasi ke teman yang barus saja sembuh ternyata dia juga merasakan hal yang sama.

Apa saja yang dilakukan saat isoman di rumah? 

Selain mempersiapkan diri untuk penyembuhan pasien, manajemen selama isoman di rumah agar tidak menular ke yang lain juga sangat penting, seperti: bagaimana orang yang merawat pasien, bagaimana mencuci pakaian kotor pasien, bagaimana membersihkan rumah terutama kamar dan kamar mandi yang digunakan pasien. 

Pertama, saya sampaikan terlebih dahulu bagaimana upaya untuk menyembuhkan diri selain minum obat dokter:

🍊Bangun tidur, setelah menggosok gigi, saya kumur-kumur air hangat hangat dicampur garam. Tujuannya agar dahak yang ada di pangkal tenggorokan dapat keluar. Jika sore hari terasa ada dahak lagi, maka kumur-kumur lagi.

Tidak lupa setelah kegiatan di kamar mandi selesai, kita wajib menyiramkan disinfektan agar bibit penyakit tidak menyebar ke lingungan dan berpotenai menularkan.

🍊 Setiap pagi minum susu hangat dan madu.

🍊Melakukan olah raga ringan di halaman sambil menyerap sinar matahari sebanyak mungkin. Ini saya lakukan hingga berkeringat, sekitar 10-15 menit. Sinar UV dianggap dapat membantu membunuh virus, selain untuk memproduksi vitamin D dan meningkatkan  kekebalan tubuh.

Saat kita sakit, ternyata olahraga sebentar saja sudah ngos-ngosan, nafas terasa hampir putus. Sangat berbeda saat kondisi  tubuh sehat. 

Pada akhir sesi olah raga, saya melakukan pengolahan pernafasan (seperti latihan di Merpati Putih) dan menghadap ke arah matahari. Pertama, badan membungkuk, kedua tangan lurus ke bawah. Kemudian hirup nafas pelan-pelan dan dalam,  sambil badan digerakkan untuk berdiri tegak dan kepala menengadah. Tangan mengikuti pergerakan tangan. Tahan nafas  sejenak, dan kemudian lepaskan nafas melalui mulut, sambil tangan digerakkan ke bawah. 

Sembari melakukan pengolahan pernafasan, saya berdoa dalam hati agar Tuhan berkenan mengeluarkan virus-virus jahat dari dalam tubuh.

Gerakan ini sebenarnya sederhana dan biasa saja, namun saat saya melakukan, menjadi terbatuk batuk. Seperti ada benda asing yang keluar dari dalam tubuh.  Gerakan itu saya lakukan berkali kali hingga batuk mereda. 

🍊Sore menjelang malam hari, menghirup uap panas yang dicampur minyak kayu putih. Saya mengulang-ulang hingga batuk mereda dan nafas terasa plong.

🍊Saya juga mengonsumsi bawang putih. Setiap hari saya makan 1 siung. Dikunyah sebentar,.lalu ditelan. Memang rasanya panas, dan kemudian membuat perut mual beberapa saat. Saya mengikuti pengalaman penderita covid-19 lain yang mengonsumsi bawang putih seperti link berikut ini: Penderita covid-19 mengonsumsi bawang putih

Dalam ulasan di harian kompas, bawang putih dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh untuk membunuh patogen, seperti virus, kuman, jamur. Sangat cocok untuk penderita flu.

 🍊 Makan sayur dan buah yang banyak mengandung vitamin C seperti jeruk.

🍊 Istirahat yang cukup dan selalu happy. Makanya saat isoman saya meninggalkan stasiun TV yang menampilkan berita-berita sedih. Lebih baik menonton acara-acara komedi atau hiburan lainnya, seperti OVJ, Lapor Pak, Kuliner atau travelling.

Begitulah upaya yang saya lalukan untuk menyembuhkan diri di rumah. Kemudian kedua, terkait menajemen isolasi mandiri. Berikut adalah hal hal yang kami lakukan di rumah: 

💎Penderita menggunakan kamar tidur sendiri. Begitu juga dengan kamar mandi. 

💎Selalu menggunakan masker terutama di luar kamar dan kamar mandi.

💎Menyiram disinfektan setiap selesai menggunakan kamar mandi agar lingkungan juga tetap sehat.

💎Menyemprot disinfektan di kamar dan tempat-tempat yang biasa digunakan oleh penderita. Atau setelah batuk-batuk, saya langsung menyemprot disinfektan.

💎Penderita tidak berinteraksi dengan orang lain. Jika terpaksa, dilakukan dengan menjaga jarak dan menggunakan masker. Lebih baik banyak beraktifitas di dalam kamar.

💎Setelah mandi, pakaian langsung direndam air sabun agar kuman-kuman mati.

💎Mengepel dan membersihkan semua perabot dengan disinfektan setiap hari. 

💎Mencuci barang yang kemungkinan masih ada kuman seperti tas yang dipakai untuk bepergian.

💎 Peralatan makan dan minum sebaiknya dipisahkan antara penderita dan yang sehat.

💎Orang yang sehat namun masih dalam 1 rumah sebaiknya juga tidak banyak beraktivitas di luar rumah, tepa menjaga jarak dengan orang lain karena dikhawatirkan membawa virus ke orang lain. keluarga juga makan makanan yang sehat, minum suplemen atau vitamin dan berolahraga.

Oh iya saat merawat saya, suami merasakan gejala flu, tenggorokan mulai agak sakit. Kemudian minum Lianhua -obat ramuan cina yang sudah banyak beredar di online shop, sehingga sakitnya tidak berkelanjutan.

Demikian yang dapat saya share terkait treatment selama isoman untuk melawan covid. Menyingkap awan yang menutup datangnya sinar matahari pagi dan merebut oksigen di udara untuk masuk ke rongga paru-paru.

Namun tahukah Anda bahwa ada 'long covid'? Para penyintas covid-19 mengalami masih mengalami beberapa gejala setelah dinyatakan sembuh dari covid. Saya juga baru tahu kemarin saat berbincang dengan teman sesama penyintas.

Baca: https://www.kompas.com/sains/read/2021/06/21/120200123/11-gejala-long-covid-19-bisa-bertahan-berbulan-bulan

Salam sehat.

END.










Komentar

  1. Kalau saya sebelum wabah covid tahun kemarin sudah mengkonsumsi jamu lem baja (lemon, madu, bawang putih tunggal, jahe merah dan cuka apel). diblender semua dan direbus sebentar. Saya, suami dan anak-anak minum setiap hari kurang lebih 30-50 ml. gak kuat saya kalau harus ngunyah bawang putih tunggal utuh mentah, hehe..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer